Pacuan milik Sriyono yang lebih dikenal Yonex ini, pernah menyabet podium 3 di sebuah kejuaraaan beberapa waktu lalu di Taman Harapan Indah Bekasi, Jawa Barat. Padahal, kompresi yang diterapkan saat itu hanya 12,7 : 1 lho. Bisa dibilang, angka itu tergolong rendah untuk pacuan drag yang bisa bermain di atas 14 : 1.
“Pernah dicoba seting kompresi lebih tinggi. Tapi malah motor sulit dikendalikan. Karena tenaga terlalu besar. Gigi satu dan dua, roda belakang maunya spin terus,” ungkap Deny Mansyur, mekanik yang pawangi tim Yonex Gas Pol Clinic ini.
Spin-nya roda belakang, karena menurut pria yang akrab disapa Komeng ini akibat gigi rasio masih andalkan standar. “Mungkin lain cerita jika gigi rasio sudah diganti. Kompresi bisa dinaikkan lagi,” bilang pria yang punya markas di Jl. Squardon, No. 14, Kelurahan Makasar, Halim, Jakarta Timur.
Okeh, lanjut ke seting di dapur pacu! Perbandingan kompresi 12,7 : 1 didapat dari berbagai ubahan. Mulai dari kepala silinder. Untuk melancarkan gas masuk dan buang, klep milik mobil Daihatsu Xenia diandalkan di engine DOHC itu.
Klep in, pakai diameter payung klep 24 mm. Sedang klep buang alias ex, terapkan diameter 19 mm. Agar kinerja klep sesuai kebutuhan, durasi putaran noken as dibuat ulang. Tapi sayang, Komeng tidak hafal pasti durasi yang dipakai. “Untuk kem, dipapas 1 mm. Tapi, head enggak dipapas,” timpal tuner ramah ini.
Oh ya, ada maksud tertentu lho kenapa head enggak dipapas. Yaitu, karena pakai klep yang lebih besar. Jadi, ubahan siting klep yang dilakukan membuat head jadi tidak bisa dipapas lagi.
Lanjut! Kini, giliran bicara soal mesin tengah alias silinder blok. Pakai piston Kawasaki Bosch, kini liner dijejali piston 66 mm. Eits, mendongkrak tenaga di putaran bawah, belum cukup sampai situ.
Sebab, mekanik yang penuh canda-tawa macam pelawak ini, juga lakukan teknik stroke up. Jadi, enggak sekadar bore up aja tuh. Demi menaikkan langkah piston, big end di kruk as dimajukan dari tempatnya semula. Lubang yang lama, ditutup dan bikin lubang pen baru.
"Ditunjang setang seher Yamaha RX-Z dan geser big end, total stroke sekarang jadi 72 mm,” bilang Komeng yang juga lihai korek skubek ini. So, total isi silinder sekarang jadi 246 cc.
Terakhir! Temani engine yang sudah alami stroke dan bore up, part penyuplai bahan bakar juga udara ikut dimainkan. Pakai karbu milik Honda NSR150 SP, venturi direamer lagi hingga 30 mm. Semburan ke ruang bakar, diatur pilot-jet 50 dan main-jet 135.
Kapan ganti rasio?
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Vee Rubber 70/90-17
Ban belakang : Mizzle 45/60-17
Knalpot : DBS
Sok belakang : Kitaco
Gas spontan : Kawahara
0 komentar:
Posting Komentar